ADD THE SLIDER CODE HERE

Selasa, 07 Juni 2011

KEMBALI MENGEJAR KEJAYAAN

Posted by andreas fa On 05.35 1 comment

Menatap masa depan

Refleksi masa kejayan
Ruang artist

Bersiap untuk tampil

Di balik layar

Babak pertama

Konflik
 
     Sayu-sayu lantunan gending mulai terdengar, sekitar 200-an pasang mata telah duduk di dalam gedung pertunjukan Ki Narto Sabdo yang berada di kawasan kompleks Taman Budaya Raden Saleh, Semarang, Jateng untuk menyaksikan aksi Wayang Orang dari Ngesti Pandowo. Puluhan tahun yang lalu, group Wayang orang ini menjadi idola di kota Semarang.
     Namun semua berbanding terbalik mulai tahun 1997, kadang hanya 14 pasang mata yang menyaksikan pertunjukan ini. Para pemain miris ketika beraksi diatas panggung tetapi hanya disaksikan bangku kosong saja.
     Banyaknya pilihan hiburan pada era digital ini melunturkan kecintaan generasi muda terhadap kesenian tradisional.
     Wayang Orang, sebagai salah satu warisan budaya yang syarat akan nilai ini mulai luntur tergerus jaman. Masyarakat urban kini telah menggulung  makna yang terkandung di dalam wayang, seperti pesan sejarah, sosial, moral, spiritual bahkan politik. Kini wayang hanya dipandang sebagai hiburan semata.
     Wayang orang Ngesti Pandowo yang didirikan oleh Sastro Sabdho di Maespati, Madiun, 1 Juli 1937 ini tidak tinggal diam untuk kembali mengejar kejayaannya di masa silam, berbagai upaya telah dilakukan, seperti melakukan modifikasi terhadap pengemasan pertunjukan, tetapi tetap tidak keluar dari pakem seni wayang orang agar nilai sejarah tetap terjaga dan tidak luntur.
     Meskipun uang yang di hasilkan untuk setiap kali pertunjukan tidak seberapa, namun kencintaanya terhadap kesenian yang telah mendarah daging dan demi budaya warisan leluhur, para pelaku wayang tetap bertahan.
     Kini apresiasi masyarakat akan kesenian wayang mulai bangkit, penonton mulai ramai lagi. Pemerintah pun mulai memperhatikan dengan program mewajibkan para pelajar untuk menonton wayang. Suntikan dana dari pemerintah mulai mengalir Rp 36 juta setiap tahunya untuk menghidupi Wayang Orang yang ber anggota sekitar 90 orang ini. 
     Bangku yang mulai penuh setiap kali pertunjukan 2 tahun terakhir, membuat pemain kini berbesar hati. Mengingatkan kembali masa kejayaan Ngesti Pandowo puluhan waktu silam, bahkan Presiden RI Soerkarno waktu itu betul-betul mengapresiasi wayang orang ini, setiap kali ada acara di Istana Negara tak jarang Bambangan Cakil dari wayang orang Ngesti Pandowo ini dipanggil untuk menghibur.
     Saat ini jumlah penonton mengalami peningkatan, namun ini belum selesai. Pemain yang dominan usia tua membuat para pemain kini resah untuk kelanjutan regenerasi wayang orang ini kelak.
Foto & Teks Andreas FA

1 komentar:

Posting Komentar